Siang dan malam silih berganti. Hujan, angin, panasnya matahari juga ikut berotasi mengelilingi kehidupan kita sehari hari. Waktu teruslah berjalan, dan kita juga harus terus berjalan menghadapi hidup ini.
Suatu cobaan bagiku karna harus merasakan kerasnya dunia baru dan harus merasakan hidup yang benar-benar mandiri. Tidak ada lagi bangun, makan dan mandi lalu berangkat ke tempat aku menimba ilmu.
detik...menit...jam...hari...minggu... hingga ke bulan dan tahun teruslah berlalu. Perlahan-lahan hati ini mulai bergerak mencari penyegaran diri. Penantianku berakhir sia-sia. Dia tak kunjung datang. Aku hanya bisa menunggu saja dan masuk kesana sendirian. Aku hanya menunggu di dalam dan dengan perasaan sedih aku sendirian menanti kehadiran dirimu.
Kedatanganmu kemarin hanya singkat waktu, Bisakah aku bertahan ? tidak... Kau hanya datang dan memberiku sebuah harapan, lalu pergi begitu saja secara singkat. Mungkin dia hanya membutuhkan sosok seorang kakak, tidak lebih.
Akhirnya mencoba ku melarikan diri dari hal itu. Seseorang datang dan menyarani aku tentang hal itu. Aku mulai mengenal sesosok yang belum pernah kudapatkan sebelumnya, sesosok 'kakak'. Menjadi seorang sulung memang melelahkan, aku tidak pernah merasakan seorang kakak yang selalu jail ke adiknya, dan walaupun jail dia tetap menyayangi adiknya.
Aku mulai keluar dari pergulatanku dengan wanita yang hanya menganggapku sebagai teman. 'Kakak'ku lah orang yang bisa membuatku keluar dari zona itu. Aku mulai mempercayainya. Aku mulai sering pergi dengannya, walaupun hanya kenal tidak lebih dari satu minggu. Waktu kembali berjalan dan aku tetrus bersamanya, mulai dari bangun pagi hingga malam aku selalu bercerita dengannya apapun yang terjadi.
Begitupula dengannya, dia juga bercerita tentang persoalan hidupnya padaku. Mungkin dia butuh sesosok orang yang bisa selalu mendengarkannya untuk curhat. Mungkin iya mungkin tidak. Namun aku mulai kasian kepadanya karena kisah cintanya yang pilu itu. Pada awalnya memang kasian, namun tiba-tiba timbul rasa yang berbeda kepadanya.
Perasaan ini bukanlah perasaan seorang adik ke kakaknya, melainkan seorang laki-laki yang tengah dilanda badai yang disebut cinta. Entahlah, aku juga tidak tahu perasaan ini artinya apa. Aku tetap menjalani hidupku. Life Must Go On kan ?
Akhirnya mencoba ku melarikan diri dari hal itu. Seseorang datang dan menyarani aku tentang hal itu. Aku mulai mengenal sesosok yang belum pernah kudapatkan sebelumnya, sesosok 'kakak'. Menjadi seorang sulung memang melelahkan, aku tidak pernah merasakan seorang kakak yang selalu jail ke adiknya, dan walaupun jail dia tetap menyayangi adiknya.
Aku mulai keluar dari pergulatanku dengan wanita yang hanya menganggapku sebagai teman. 'Kakak'ku lah orang yang bisa membuatku keluar dari zona itu. Aku mulai mempercayainya. Aku mulai sering pergi dengannya, walaupun hanya kenal tidak lebih dari satu minggu. Waktu kembali berjalan dan aku tetrus bersamanya, mulai dari bangun pagi hingga malam aku selalu bercerita dengannya apapun yang terjadi.
Begitupula dengannya, dia juga bercerita tentang persoalan hidupnya padaku. Mungkin dia butuh sesosok orang yang bisa selalu mendengarkannya untuk curhat. Mungkin iya mungkin tidak. Namun aku mulai kasian kepadanya karena kisah cintanya yang pilu itu. Pada awalnya memang kasian, namun tiba-tiba timbul rasa yang berbeda kepadanya.
Perasaan ini bukanlah perasaan seorang adik ke kakaknya, melainkan seorang laki-laki yang tengah dilanda badai yang disebut cinta. Entahlah, aku juga tidak tahu perasaan ini artinya apa. Aku tetap menjalani hidupku. Life Must Go On kan ?